BAB II
HADIS TENTANG
MANAJEMEN
A.
Arti Manajemen
Manajemen
adalah perbuatan yang baik dilandasi dengan niat atau rencana yang baik tata
cara pelaksanaan sesuai syari’at dan dilakukan dengan penuh kesungguhan dan
tidak asal-asalan sehingga tidak bermanfaat, seperti hadis berikut.
Tirmidzi:
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ نَصْرٍ
النَّيْسَابُورِيُّ، وَغَيْرُ وَاحِدٍ، قَالُوا: حَدَّثَنَا أَبُو مُسْهِرٍ، عَنْ
إِسْمَاعِيل بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَمَاعَةَ، عَنْ الْأَوْزَاعِيِّ، عَنْ
قُرَّةَ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ K: " مِنْ حُسْنِ إِسْلَامِ الْمَرْءِ
تَرْكُهُ مَا لَا يَعْنِيهِ "، قَالَ: هَذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ، لَا نَعْرِفُهُ
مِنْ حَدِيثِ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ K إِلَّا مِنْ هَذَا الْوَجْهِ
Nabi bersabda: “Diantara baiknya, indahnya keislaman seseorang
adalah meninggalkan perbuatan yang tadak bermanfaat”.
B.
Fungsi Manajemen
1.
Planning
dan Actuating
Bukhori
حَدَّثَنَا أَبُو مَعْمَرٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ،
حَدَّثَنَا جَعْدُ بْنُ دِينَارٍ أَبُو عُثْمَانَ، حَدَّثَنَا أَبُو رَجَاءٍ
الْعُطَارِدِيُّ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، عَنِ النَّبِيِّ K فِيمَا يَرْوِي عَنْ رَبِّهِ G قَالَ: قَالَ: " إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ الْحَسَنَاتِ
وَالسَّيِّئَاتِ، ثُمَّ بَيَّنَ ذَلِكَ فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ
يَعْمَلْهَا، كَتَبَهَا اللَّهُ لَهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، فَإِنْ هُوَ
هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللَّهُ لَهُ عِنْدَهُ عَشْرَ حَسَنَاتٍ إِلَى
سَبْعِ مِائَةِ ضِعْفٍ إِلَى أَضْعَافٍ كَثِيرَةٍ، وَمَنْ هَمَّ بِسَيِّئَةٍ
فَلَمْ يَعْمَلْهَا، كَتَبَهَا اللَّهُ لَهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً فَإِنْ
هُوَ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللَّهُ لَهُ سَيِّئَةً وَاحِدَةً "
Nabi bersabda “Allah menulis
kebaikan dan kejelekan yang dilakukan hambanya, barang siapa yang berencana
melakukan kebaikan tetapi tidak melalukannya, maka tetap ditulis sebagai satu
amalan baik yang sempurna baginya oleh Allah, tetapi barang siapa yang
berencana melakukan kebaikan dan betul-betul dilaksanakan maka oleh Allah
ditulis 10 kebaikan dan 700 lipat/ cabang sampai cabang yang banyak, sebaliknya
barang siapa yang berencana melakukan kejelekan tetapi tidak dilaksanakan maka
ia dianggap melakukan kebaikan yang sempurna, jika ia berencana melakukan
kejelekan dan melaksanakannya maka ditulis sebagai satu kejelekan.(HR. Bukhori)
Hadis tersebut mengindikasikan bahwa seorang
muslim harus mempunyai rencana/planning dalam segala hal yang baik, apalagi
dalam seluruh organisasi atau perusahaan, bahkan dalam hadits tersebut
digambarkan dengan hitungan matematis, yaitu 1 kebaikan ditulis 10 kebaikan hal
ini dapat diartikan, planning yang baik akan menghasilkan laba yang baik. Tentu
saja tidak cukup hanya planning, tanpa diakumulasikan. Jika planning yang baik
itu dilaksanakan maka laba yang akan diperoleh akan berlipat-lipat, sebaliknya
jika planning yang dilaksanakan itu jelek maka akan mengalami kerugian.
2.
Perorganisasian
Pengorganisasian sangatlah urgen, bahkan kebatilan dapat
mengalahkan suatu kebenaran yang tidak terorganisir. Kesungguhan dan keseriusan
dalam hal ini termasuk kesungguhan dan keseriusan mengorganisasi suatu
kegiatan. Dengan demikian, organisasi dalam pandangan islam bukanlah
semata-mata wadah, melainkan lebih menekankan pada bagian sebuah pekerjaan
dilakukan dengan rapi.
3.
Controlling/pengawasan
Pengawasan dalam pandangan islam adalah untuk
meluruskan yang tidak lurus, mengoreksi yang sah dan membenarkan yang hak, oleh
sebab itu Al-Qur’an menganjurkan untuk saling menasehati satu sama lain,
sebagai upaya mengingatkan jika terjadi kesalahan sebagai manusia. Pengawasan
(kontrol) paling tidak terbagi menjadi dua hal:
1.
Control
yang berasal dari diri sendiri yang bersumber dari tauhid dan keimanan kepada
Allah, seseorang yakin bahwa Allah pasti
mengawasi hamba-Nya, maka ia akan bertindak hati-hati, ini adalah hadits yang
paling efektif yang berasal dari dalam diri sendiri.
2.
Sebuah
pengawasan akan lebih efektif jika sistem pengawasan tersebut dilakukan dari
luar diri sendiri. Sistem pengawasan itu dapat terdiri dari luar mekanisme
pengawasan dari pimpinan yang berkaitan dengan penyelesaikan tugas yang telah
didelegasikan, sesuai antara penyelesaian dan perencanaan tugas, dan lain-lain.
Pengawasan baik adalah pengawasan yang telah built in ketika menyusun
sebuah program. Dalam menyusun program, harus sudah ada unsur control
didalamnya. Tujuannya adalah agar seseorang yang melakukan sebuah pekerjaan
merasa bahwa pekerjaan itu diperhatikan oleh atasan juga bawahan. Bukan
pekerjaan yang diacuhkan atau dianggap enteng, atasan dan bawahan harus saling
mengawasi.
Sistem pengawasan yang baik tidak lepas dari pemberian punishment
(hukuman), reward (imbalan). Jika seseorang karyawan melakukan
pekerjaannya yang baik maka karyawan tersebut diberi reward, bentuk reward
itu tidak mesti materi, namun dapat pula dalam bentuk pujian, penghargaan yang
diutarakan dihadapan karyawan yang lain,
atau bahkan promosi (baik promosi belajar ataupun promosi untuk naik jabatan
atau pangkat). Allah juga memberikan reward atau pahala bagi bawahan
yang mampu memberikan nasihat pada atasan, sebagaimana hadits diatas.