Pengalaman Belajar Bahasa Indonesia
Bahasa indonesia adalah salah satu
identitas bangsa indonesia dan menjadi alat pemersatu bangsa. Oleh karena itu,
Bahasa Indonesia menjadi salah satu objek yang harus dilestarikan dan dijaga
oleh bangsa indonesia. Hal ini tercermin dalam pendidikan,yaitu menjadikan
bahasa indonesia sebagai salah satu objek dalam kegiatan belajar mengajar.
SepertiTK,SD,SMP,SMA, dan perguruan tinggi membelajarkan mata pelajaran bahasa
indonesia.
Begitu pula halnya dengan saya sendiri, pertama
kali saya mengenal Bahasa Indonesia yaitu sejak menduduki bangku sekolah yang
dimulai sejak TK. Disinilah saya diperkenalkan apa yang namanya Bahasa
Indonesia melalui membaca dan menulis. Bagi saya yang dalam keseharian lebih
sering menggunakan bahasa ibu alias bahasa daerah yaitu bahasa jawa,sangat
menarik bisa belajar bahasa Indonesia.terutama membaca. Ya,dulu saya sangat
senang belajar membaca. Kesenangan membaca selalu saya perlihatkan dimana saja.
Bahkan setiap saya melihat bacaan
seperti spanduk,papan nama yang ada di pinggir jalan. Dan belajar menulis
nama,buah-buahan dan angka.
Menginjak usia sekolah dasar,
pelajaran bahasa indonesia yang saya terima semakin bertambah. Tidak
hanyamembaca dan menulis satu dua kata. Tetapi juga mulai membaca cerita pendek,
menulis kalimat, puisi, bahkan mendongeng. Saat saya kelas IV, saya sering
tampil membacakan puisi diacara keagamaan seperti maulid Nabi Muhammad SAW.
Memasuki SMP,saya kembali bertemu dengan pelajaran Bahasa Indonesia. Namun kali
ini dengan wajah yang berbeda. Jika di SD dulu belajar Bahasa Indonesia oleh
guru kelas, sekarang oleh guru bidang studi, yang tentunya mereka memiliki
spesifikasi tersendiri dibidang mata pelajaran Bahasa Indonesia. Di SMP,saya
masih mencintai membaca. Setiap istirahat,tak jarang saya menyempatkan membaca
di perpustakaan. Ya,meskipun yang saya baca yaitu buku tentang cerita rakyat
atau novel. Tetapi sesekali saya juga menyempatkan untuk membaca buku
pelajaran. Selain membaca, saya mulai berani berbicara didepan kelas. Awalnya
hanya berpidato untuk pengambilan nilai ujian praktek. Bahkan saya pernah
diberi kepercayaan untuk menjadi perwakilan teman-teman kelas saya lomba
berpidato dan mendapatkan juara ke-3.
Memasuki SMA, mulai berkurang
kecintaan saya dengan membaca buku. Dan hampir tidak pernah memasuki
perpustakaan kecuali bila ada tugas dari guru. Semasa SMA, nilai pelajaran
Bahasa Indonesia saya mulai menurun. Kenangan belajar Bahasa Indonesia terburuk
adalah saat melihat nilai ujian nasional. Bahasa Indonesia mendapat nilai yang
sangat rendah. Tidak lebih dari angka 7. Dan hampir semua teman satu angkatan
saya pun demikian. Ternyata Saya belajar Bahasa Indonesia tidak berhenti sampai
SMA. Tapi saat saya masuk perguruan tinggi pun masih bertemu dengan pelajaran
Bahasa Indonesia. Walaupun dengan nama yang berbeda, bukan mata pelajaran lagi
tapi mata kuliah. Artinya belajar Bahasa Indonesia itu sangat dibutuhkan karena
selain menambah pengetahuan bagaimana cara mengucapkan dan mengaplikasikan
Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, tapi juga sekaligus bisa menjaga dan
melestarikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan bagi negara Indonesia.