BAB
I
Pengertian,
Urgensi dan Signifikasi Metodologi Studi Islam
A.
Pengertian
metode
adalah suatu ilmu tentang cara atau langkah-langkah yang ditempuh dalam suatu
disiplin tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Sementara menurut
istilah metode adalah ajaran yang
memberi urian, penjelasan, dan penentuan nilai.
Rothwell
dan Kazanas berpendapat metode adalah cara, pendekatan, atau proses untuk
menyampaikan informasi.
Hebert
Bisno, menyatakan metode adalah teknik-teknik yang digeneralisasi-kan dengan
baik agar dapat diterima atau digunakan secara sama dalam satu disiplin,
praktek, atau bidang disiplin dan praktek.
metodologi
adalah ilmu cara-cara dan langkah-langkah yang tepat (untuk menganalisa
sesuatu) penjelasan serta menerapkan cara.
Untuk
memahami Islam secara benar ini, Nasruddin Razak mengajukan empat cara :
1.
Islam
harus dipelajari dari sumbernya yang asli, yaitu Al- Qur’an ddan Al- Sunnah
Rasulullah.
2.
Islam
harus dipelajari secara integral, tidak dengan cara parsial.
3.
Islam
perlu dipelajar dari kepustakaan yang ditulis oleh para ulama besar.
4.
Islam
hendaknyadipelajari dari ketentuan normative teologis yang ada dalam al-Qur’an,
baru kemudian dihubungkan dengan kenyataan historis, empiris, dan sosiologis
yang ada dimasyarakat.
Untuk memahami Islam secara garis besar
ada dua macama. Pertama, metode komparasi, yaitu suatu cara memahami agama
dengan membandingkan seluruh aspek yang ada dalam agama Islam tersebut dengan
agama lainnya. Ke dua, metode sintesis, suatu
cara memahami Islam yang memadukan antara metode ilmiah dengan segala cirinya yang rasional, objektif, kritis dan seterusnya dengan metode teologis normatif.
cara memahami Islam yang memadukan antara metode ilmiah dengan segala cirinya yang rasional, objektif, kritis dan seterusnya dengan metode teologis normatif.
B.
Ruang Lingkup Studi Islam
Studi Islam tidak
hanya melibatkan aspek kognitif (pengetahuan tentang ajaran-ajaran Islam),
tetapi juga aspek afektik dan psikomotorik. Studi Islam berkembang, tidak saja
dikalangan dunia Islam, namun juga dikalangan sarjana non muslim. Studi Islam yang dilakukan oleh para sarjana barat lebih mengarah pada sikap kritis terhadap Islam dan
peradabannya. Tidak mengherankan jika hasilnya sangat subyektifdan melukai perasaan umat Islam. Perkembangan ilmu berdampak pada makin luasnya ruang lingkup studi Islam dilihat dan berbagai dislplin ilmu. seperti munculnya antropologi, sosiologi, psikologi, dan ilmu social lainnya.
dikalangan dunia Islam, namun juga dikalangan sarjana non muslim. Studi Islam yang dilakukan oleh para sarjana barat lebih mengarah pada sikap kritis terhadap Islam dan
peradabannya. Tidak mengherankan jika hasilnya sangat subyektifdan melukai perasaan umat Islam. Perkembangan ilmu berdampak pada makin luasnya ruang lingkup studi Islam dilihat dan berbagai dislplin ilmu. seperti munculnya antropologi, sosiologi, psikologi, dan ilmu social lainnya.
BAB
II
Pengantar
Studi Islam
A.
Studi Islam sebgai Disiplin Ilmu
Dalam dunia Islam dikenal beberapa tokoh dalam berbagai disiplin
ilmu. Dalam bidang yurisprudensi (hukum) dikenal tokoh seperti Abu Hanifah,
Al-Syafi I, Malik, dan Ahmad bin Hanbal. ilmu Tafsir dikenal tokoh seperti
Al-Thabary, Ibn Katsir, Al-Zamahsyari, dan sebagainya, Di bidang kalam pun
muncul tokh-tokoh besar dari berbagai aliran: Khawarij, Murjt'ah, Syi'ah,
As/ariyah, dan Mu'tazilah.
Sebagai agama, Islam lebih bersifat memihak, romantis, apologis,
dan subyektif. Sains Islam adalah sains yang dikembangkan oleh kaum muslimin
sejak abad kedua
hijriyah, seperti kedokteran, astronomi, dan lain sebagainya. Sementara studi Islam adalah pengetahuan yang dirumuskan dari ajaran Islam yang dipraktekkan dalam sejarah dan kehidupan manusia.
hijriyah, seperti kedokteran, astronomi, dan lain sebagainya. Sementara studi Islam adalah pengetahuan yang dirumuskan dari ajaran Islam yang dipraktekkan dalam sejarah dan kehidupan manusia.
B.
Pertumbuhan dan Obyek Studi Islam
Masjid Nabawi menjadi pusat pengajaran Islam sekaligus pusat
pemerintahan. Pada masa keemasan Islam, pada masa pemerintahan Abbasiyah, studi
Islam di pusatkan di Bait al-Hikmah di Baghdad. Muncullah berbagai disiplin
ilmu yang sangat variatif. disiplin ilmu dalam studi Islam memiliki 4 domain
utama yaitu fiqh dan Ushul fiqh, theology (kalam), metafisika (sufisme) dan
filsafat bagaimana bentuk prinsip pendidikan islam sebagai disiplin ilmu.
C.
Sejarah Metode dan Pendekatan Studi
Islam
Jika disepakati bahwa Studi Islam (Islamic Studies) menjadi
disiplin ilmu tersendiri. ada dua kenyataan yang dijumpai dalam hidup ini.
Pertama, kenyataan yang disepakati (agreed reality), yaitu segala sesuatu yang
dianggap nyata karena kita bersepakat menetapkannya sebagai kenyataan; Ke dua,
kenyataan yang didasarkan atas pengalaman kita sendiri (experienced reality).
Ada dua sumber pengetahuan yang kita peroleh melalui agreement:
tradisi dan autoritas. Sumber tradisi adalah
pengetahuan yang diperoleh melalui warisan. Sumber pengetahuan ke dua adalah
otoritas (authority), yaitu pengetahuan yang dihasilkan melalui
penemuan-penemuan baru oleh orang yang ahli di bidangnya.
Metode terbaik untuk memperoleh pengetahuan adalah metode ilmiah
(scientific method). menurut Ibnu Taimiyyah, dalam karyanya akRa'd aid
al-Mantiqm, ilmu pengetahuan hanya ada dalam 2 bentuk, yaitu pengetahuan dalam
bentuk konsep dan pengetahuan dalam bentuk pembenaran. yang pertama ialah ilmu
yang keberadaan obyeknya tidak memerlukan pengetahuan si subyeknya tentang
keberadaan obyek tersebut yang ke dua, ialah ilmu yang keberadaan obyeknya
bergantung pada pengetahuan dan keinginan si subyek.
Berdasarkan teori ilmu di atas, ilmu di bagi kepada dua cabang
besar. Pertama ilmu tentang Tuhan, contoh : ilmu kalam, dan teologi. Kedua ilmu
tentang makhluk-makhluk ciptaan Tuhan, contoh : tafsir, hadits, fiqh, dan
metodologi.Penguasaan danketepatan pemilihan metode tidak dapat dianggap
sepele.
Pendekatan mejadi penting karena ketika agama hanya dipahami dari
segi normative-theologisnya saja, pada akhirnya agama hanya akan menjadikan
pemeluknya menjadi orang yang fundamentalis. Fundamentalisme dalam beragama
secara ideology sangat dekat dengan radikalisme agama.
BAB III
Peneletian Agama
A.
Pengertian Penelitian Agama
Pada
dasarnya riset atau penelitian adalah setiap proses yang menghasilkan ilmu
pengetahuan. Sedangkan
penelitian agama adalah mencari, menelaah, meneliti serta menemukan jawaban
atas permasalahan dan pertanyaan seputar keyakinan manusia kepada sebuah
kekuatan diatas kekuatan manusia yang mana kekuatan tersebut di ekspresikan
dalam penyembahan dan pengabdian serta sesuatu yang di anggap sakaral atau
suci.
B.
Agama Sebagai Obyek Penelitian
Agama
mengandung dua ajaran. Pertama, ajaran dasar yang diwahyukan Tuhan melalui
Rasul-Nya kepada masyarakat manusia. Ajaran kedua, ajaran dasar agama, karena
merupaka wahyu dari Tuhan, bersifat absolute, mutlak benar, kekal, tidak
berubah dan tidak bisa di ubah. Dengan
demikian kedudukan penelitian agama adalah sejajar dengan penelitin-penelitian
lain; yang membedakan hanyalah objek kajian yang ditelitinya.
C.
Penelitian Keagamaan
Pada
pandangan middleton, penelitian agama Islam adalah penelitian yang objeknya
adalah subtansi agama Islam : kalam, fiqh, akhlak, dan tasawuf. Sedangkan
penelitian keagamaan menurut Middleton adalah penelitian yang objeknya adalah
agama sebagai produk interaksi social.
Berdasarakan
batasan tersebut, penelitian hidup keagamaan meliputi hal-hal berikut :
1.
Perilaku
individu dan hubungannya dengan masyarakatnya yang didasarkan atas agama yang
dianutnya
2.
Perilaku
masyarakat atau suatu komunitas, baik perilaku politik, budaya maupun yang lain
yang mendefinisikan dirinya sebagai penganut suatu agama
3.
Ajaran
agama yang membentuk pranata social, corak perilaku, dan budaya masyarakat
beragama.
D.
Konstruksi Penelitian Agama
1.
Unsur-unsur atau aspek-aspek yang sama
Secara
sederhana, agama bisa diartikan sebagai kepercayaan kepada Tuhan atau
dewa-dewa. Akan tetapi, jika dipelajari lebih lanjut pengetahuan tentang
keberadaan Tuhan dianggap sudah terbentuk dalam akal piklran manusia (innate).
2.
Orde
Orde pun
diberi tafsiran yang berbeda-beda :
a.
Orde Kosmos
Disini yang
dipentingkan keselarasan dengankosmos sekitarnya.
b.
Orde hukum etis
Yang
dipentingkan disini adalah akhlak kehendakTuhan untuk tingkah laku manusia
terhadap Tuhan dansesamanya
3.
Tiap-tiap agama dan keyakinan tentang keterokan-keterokan atau
kegagalan, ada kekurangan dan ketidak sempurnaan
BAB
IV
Model-Model Penelitian Agama (Bagian1) Agama Sebagai Idiologi Dan
Doktrin
A.
Ideologi
1.
Pengertian ideology
Pengertian ideologi secara umum adalah sekumpulan ide, gagasan
keyakinan dan kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis. Dalam
perkembangannya, ideologi memiliki bermacam-macam
pengertian, akan tetapi secara umum,Hafidh Shaleh mendefinisikan ideologi
sebagai suatu pemikiran yang mempunyai ide berupa konsepsi rasional,yang
meliputi aqidah dan solus atas seluruh problem kehidupan
manusia.
Secara garis besar dapat disimpulkan bahwaideologi [mabda'] adalah pemikiran yang mencakup konsepsi
mendasar tentang kehidupan dan memiliki metode
untuk merasionalisasikan pemikiran tersebutberupa fakta.
maka pengetahuan digolongkan menjadi
empatyaitu :
a.
pengetahuan hasil penalaran mumi (mengenali duniaidea)
b.
Pengetahuan hasil pemahaman (mengenali konsep)
c.
Pengetahuan hasil kepercayaan (mengenali obyek partikular).
d.
Pengetahuan hasil dugaan, rekaan, dan perkiraan (mengenai citra
indrawi)
2.
Prinsip-prinsip Ideologi
Tujuan utama di balik ideologi adalah menawarkan
perubahan melalui proses pemikiran yang normatif. Menurut F. Budi Hardiman dalam bukunya "KritikIdeologi: Pertautan Pengetahuan dan Kepentingan", ciri-ciri deologi adalah sebagai berikut:
perubahan melalui proses pemikiran yang normatif. Menurut F. Budi Hardiman dalam bukunya "KritikIdeologi: Pertautan Pengetahuan dan Kepentingan", ciri-ciri deologi adalah sebagai berikut:
a.
Mempunyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan
dan kenegaraan.
b.
Mewujudkan suatu asas kerohanian, pandangan dunia, pandangan
hidup ,pedoman
hidup, pegangan hidup yang dipeilihara
diamalkan dilestarikan kepada generasi berikutnya.
Adapun lingkup pemikiran
dari ideologi terdapattiga dimensi, yaitu dimensi realitas, dimensi idealisme,
dandimensi fleksibilitas.prinsip-prinsip ideology dapat diartikan sebagai
berikut:
a.
Nilai yang menentukan seluruh hidup manusia.
b.
Gagasan yang diatur dengan baik tentang manusia
dankehidupannya
c.
Kesepakatan bersama yang membuat nilai dasarmasyarakat dalam suatu
Negara
B.
Pengertian Doktrin
Kata doktrin berasal dalam Inggris doctrine yang berarti ajaran. Istilah doktrin biasanya berhubungan
dengan dua hal : Pertama, sebagai penegasan suatu kebenaran (a truth), dan ke dua, berkaitan dengan
ajaran (teaching).doktrin berisi
ajaran kebenaran yang sudah memiliki balutan filosofis. Elemen
doktrin disubordinasikan oleh hokum-hukum moral dan
tindakan-tindakan ritual.
C.
Agama sebagai Doktrin
yang dimaksud doktrin agama adalah suatu akidah atau kepercayaan
kepada Tuhan, suatu ikatan, kesadaran, danpenyembahan secara spiritual
kepada-Nya. Pada dasarnya, doktrin tentang kebenaran memilikisifat ganda;
mutlak dan relatif. Hampir semua orang memiliki pandangan sama bahwa doktrin
agama bersumber kepada wahyu.
Dalam konteks inilah, ada nilai kebenaran ganda: yakni wahyu
yang memiliki nilai mutlak dan penyikapan manusia terhadap kebenaran wahyu yang
sudah tentu bernilai relatif.
Schoun membedakan antara hakikat" dan perwujudan'' agama.
Schoun membedakan antara hakikat" dan perwujudan'' agama.
1.
Dengan demikian, jelaslah bahwa kebenaran agama memiliki
dua pengertian yaitu:
Kebenaran tekstual atau wahyu, yakni kebenarankebenaran yang ada dalam kitab-kitab suci.
Kebenaran tekstual atau wahyu, yakni kebenarankebenaran yang ada dalam kitab-kitab suci.
2.
Kebenaran empirik,, yakni keyakinan manusia beragamaberdasarkan
tekstual (wahyu).
Kebenaran yang pertama
bemilai mutlak dan kebenaran yang ke dua bemilai
relatif.Dalam studi-studi agama selalu yang dibedakan
cara untuk memperoleh kebenaran agama, yakni melalui
pendekatan teologis dan teoritis.
D.
Islam sebagai Doktrin
Islam sebagai doktrin adalah ajaran agama yang semestinya atau
yang normatif, bukan yang senyatanya atau historis. Dari al-Qur’an dan
al-Sunnah , ajaran Islam diambil.ternyata dalam realitasnya, ajaran islam yang
digali sumber tersebut memerlukan keterlibatan tersebut dalam bentuk ijtihad.
Akan tetapi, doktrin Islam yang paling pokok adalah trilogy Iman, Islam dan
Ihsan.
1.
Iman
Kata iman
dalam al-Qur’an, iaman mempunyai dua makna, yaitu :
a.
Yakin, percaya dan beriman
b.
Aman, mengamankan dan memberikan keamanan
2.
Islam
secara
terminology Islam mengandung pengertian “Ketundukan, kepasrahan dan ketaatan
dalam menyembah (ibadah) kepada Allah.
3.
Ihsan
Kata Ihsan
berarti berbuat baik atau perbuatan baik.
E.
Bentuk-bentuk Penyikapan Doktrin
Raimundo
Panikkar menyebutkan tiga macam penyikapan kebenaran agama.
a.
Eksklusivisme; yang menganggap agamanya sendirisebagai agama yang
benar,
Sikap eksklusivisme akan melahirkan pandanganbahwa ajaran yang paling benar hanyalah agama yangdipeluknya, sedangkan agama lain sesat dan waajib dikikis.
atau pemeluknya dikonversi. Sikap inimerupakan pandangan yang dominan dari zaman-kezaman, dan terus dianut hingga saat ini.
Sikap eksklusivisme akan melahirkan pandanganbahwa ajaran yang paling benar hanyalah agama yangdipeluknya, sedangkan agama lain sesat dan waajib dikikis.
atau pemeluknya dikonversi. Sikap inimerupakan pandangan yang dominan dari zaman-kezaman, dan terus dianut hingga saat ini.
b.
Inkluisivisme;Sikap inklusivisme berpandangan bahwa di luaragama
yang dipeluknya juga tendapat kebenaran,meskipun tidak seutuh atau sesempuma
agama yangdianutnya.
c.
Pluralisme : yakni memiliki sikap menyamakan danmenyejajarkan
semua kebenaran agama, sekalipun padadasarnya memiliki perbedaan.
BAB
V
MODEL-MODEL PENELITIAN AGAMA:
(BAGIAN 2)
AGAMA SEBAGAIPRODUK BUDAYA
(BAGIAN 2)
AGAMA SEBAGAIPRODUK BUDAYA
A.
Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan adalah keseluruhan pengetahuan yang dipunyai
oleh manusia sebagai mahkluk sosial)
Ilmu mengenai kebudayaan secara garis besar memilikidua ruang
lingkup, yaitu :
1.
Berbagai aspek kehidupan yang mengungkapkan masalah kemanusiaan
dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya.
2.
Hakikat manusia yang satu atau universal, tetapi beragam
perwujudannya dalam kebuayaan setiap zaman dan tempat.
B.
Agama sebagai Sasaran Penelitian Budaya
Asumsi dasar dari model penelitian ini adalah adanya persinggungan
budaya; proses akulturasi, inkukturasi asimilasi, dan lain sebagainya. Untuk
memahami suatu agama, khususnya Islam memang harus
melalui dua model, yaitu tekstual dankonstektual. Agama Islam disebut juga
agama samawi yang termasuk di
dalamnya juga yaitu Yahudi dan Nasrani.
Proses interaksi Islam dengan budaya dapat terjadi dalam
dua kemungkinan. Pertama adalah Islam
mewarnai dan memperbaharui budaya. Ke dua justru Islam yang diwarnai
oleh kebudayaan. karena agama adalah pranata sosial darigejala sosial, yang
berfungsi sebagai kontrol, terhadapinstitusi-institusi yang ada.
C.
Kebudayaan dalam Kajian Agama
Setidaknya
ada 4 (empat) dri fundamendal carakerja pendekatan antropologi terhadap agama.
Pertamabercorak descriptive, bukannya
normatif.Ke dua, Yang terpokok dilihat oleh pendekatankebudayaan adalah local practices, yaitu praktik konkrit
dan nyata di lapangan. Ke tiga, antropologi selalu mencari keterhubungan
dasketerkaitan antara berbagai domain kehidupan secara lebih utuh. Ke empat, comparative. Studi dan pendekatad
antropologi memerlukan perbandingan dari berbagai tradisi.
antropologi memerlukan perbandingan dari berbagai tradisi.
BAB
VI
Model-model
Penelitian Agama (Bagian 3)
Agama
sebagai Produk Interaksi Sosial
A. Agama Sebagai Produk lnteraksi Sosial
Interaksi sosial yaitu hubungan timbal balik danpengaruh
mempengaruhi antar individu dalam masyarakat, serta antar
individu dalam masyarakat sertaantar individu dengan lingkungan alam fisik,
yang dapat berakibat terjadinya perubahan atau pergeseran social.
Atho Mudzhar mencatat adanya lima bentuk gejala agama
yang perlu diperhatikan kalau seseorang Pertama
scripture atau naskah-naskah. Kedua, para
penganut atau parapemimpin.Ke tiga, ritus-ritus, lembaga-lembaga dan
ibadat-ibadat. Ke empat, alat-alat,
seperti masjid, gereja, loncengdan semacamnya. Ke lima, organisasi-organisaskeagamaan tempat para penganut agama
berkumpul.
B. Penelitian
Eksperimental
Menurut Solso dan Maclin, penelitian eksperimen adalah suatu
penelitian yang didalamnya ditemukaaminimal satu variabel yang dimanipulasi
untuamempelajari hubungan sebab-akibat.Penelitian eksperimen memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :
1.
Adanya perlakuan untuk melihat pengaruh variabdbebas terhadap
variabel pengikat.
2.
Adanya teknik-teknik tertentu yang digunakan untukmengendalikan
berbagai variabel yang diduga akanmempengaruhi variabel terikat diluar variabel
yangsedang dikaji.
3.
Adanya unit-unit eksperimen atau beberapa kelompokmanusia
yangmenjadi objek kajian.
C. Pengamatan
dan Pengamatan Terlibat (Observasi Partisipan)
Pengamatan sebagai metode pengumpulan data,secara umum dapat
dibagi dalam dua jenis teknikpengamatan. Pertama adalah pengamatan murni. Ke
dua,pengamatan terlibat.
D. Penelitian
Survey dan Analis Statistik
1.
Penelitian Survey
Dalam
sebuah penelitian, analisis survei bertujuanuntuk:
a.
Penjajagan (eksploratif), penelitian
ini bersifatterbuka, masih mencari-cari dan menggali.
b.
Deskriptif, penelitian ini dimaksudkan untukpengukuran yang cermat
terhadap fenomena social tertentu
c.
Penjelasan [explanatory), peneliti
menjelaskan hubungan kausal antara variabel -variabel melalui pengujian
hipotesa.
d.
Evaluasi, yang menjadi pokok pertanyaan adalah sampai seberapa
jauh tujuan yang digariskan pada awal program tercapai atau mempunyai
tanda-tanda
akan tercapai.
akan tercapai.
2.
Analisis Statistik
Bentuk data analisis statistic
adalah kuantitatif dan kualitatif. Dari segi tujuan data kualitatif dan
kuantitatif memiliki perbedaan sebagai berikut :
Kualitatif
|
Kuantitatif
|
1.
Mengembangkan
konsep
2.
Mengembangkan
pemahaman
3.
Mengembangkan
teori dari kondisi dilapangan
4.
Menggambarkan
kenyataan yang kompleks
|
1.
Menguji
teori
2.
Membuat
prediksi
3.
Member
gambaran secara statistic untuk menujukkan hubungan antar variable
4.
Mengukuhkan
fakta
|
E. Analisis
Data
Analisis
data adalah proses menyusun data agar data tersebut dapat ditafsirkan. Analisis
data dilakukan dalam tiga tahapan berikut :
1.
Analisis
data selama pengumpulan data
2.
Reduksi
data
3.
Display
data
4.
Penarikan
kesimpulan dan verifikasi
BAB
VII
Islam
sebagai Sasaran Studi Doktrinal
A. Ruang
Lingkup Doktrin Islam
Islam merupakan agama yang sangat multidimensi yang
dapat di kaji dari berbagai aspek baik dari tinjauan budaya-sosial
maupun dari aspek doktrin agama Islam. Dengan demikian secara garis besar ruang
lingkup islam sebagai doktrin dapat dijelaskan berdasarkan tiga lingkup :
Tuhan, manusia dan alam. Menurut konsepsi Islam semua bentuk alam tersebut
haruslah diyakini adanya, untuk dipelajari, diteliti, serta merenungkan
pencipta-Nya.
B. Model
Penelitian Islam sebagai Doktrin
Kata model yang dimaksud disini adalah
contoh, acuan, ragam, atau macam.
1.
Model Penelitian Tafsir
Banyak
ulama mengemukakan pengertian tafsir yang pada intinya bermakna menjelaskan
hal-hal yang masih samar yang dikandung dalam ayat al-Qur'an sehingga dengan
mudah dapat dimengerti.
a.
Model Quraisy Syihab
Model
penelitian tafsir yang dikembangkan olehShihab lebih banyak bersifat
eksploratif, deskriptif,analisis, dan perbandingan
b.
Model al-Shirbbasyi
Hasil
penelittannya mencakup tiga bidang:
1)
Sejarah penafsiran al-Qur'an yang dibagi dalam tafsirpada sahabat
Nabi,
2)
Corak tafsir, yaitu tafsir tlmiah, tafsir sufi dan tafsirpolitik.
3)
Gerakan pembaharuan di bidang tafsir
c.
Model al-Ghazali
Syekh
Muhammad Al-Ghazali menempuh cara penelitian tafsir yang bercorak eksploratif,
deskriptif dan analitis dengan berdasarkan pada rujukan kitab-kitab yang
ditulis ulama terdahulu.
2.
Model Penelitian Hadis
Dalam melakukan penelitian terhadap
hadis, ada beberapa model penelitian yang bisa dilakukan yaitu:
a.
Takhrij
hadis
b.
I’tibar
c.
Kritik
sanad
d.
Kritik
matan
BAB
VIII
Agama
sebagai Sasaran Studi Sosial
A. Islam sebagai sasaran studi sosial
Islam sebagai sasaran studi sosial adalah Islam yang telah
menggejala atau yang sudah menjadi fenomena Islam, yang sudah menjadi fenomena
adalah Islam yang sudah menjadi dasar dari sebuah perilaku dan para pemeluknya.
Para penganut atau pemimpin atau pemuka agama. Salah satu contoh metode
penelitian sosial yang dapat digunakan dalam penelitian agama adalah grounded research. Metode grounded research adalah metode
penelitian social yang bertujuan untuk menemukan teori melalui data yang
diperoleh secara sistematik. ciri grounded research,yaitu:
a. Adanya tujuan menemukan atau
merumuskan teori.
b. Adanya data sistematik
c. Digunakannya analisis
komparatif konstan
Metode penelitian
verifikatif cenderung melihat hastpenelitian sebagai sesuatu yang final,
sendangkan groundedresearch melihat suatu
hasil penelitian hanyalah sebagai suatujedah dari proses merumuskan teori yang
sebenamya tidakpernah berakhir.
B. Ilmu
Sosial Bernuansa Islam
Dewasa ini ilmu sosial tengah mengalami kemandekandalam memecahkan
berbagai masalah yang dihadapinya. Yaitu ilmu sosial yang mampu mengubah
fenomena berdasarkan cita-cita etik dan profetik tertentu. Perubahan
tersebut didasarkan pada tiga hal. Pertama,
cita-citakemanusiaan, ke dua, liberasi;
dan ke tiga, transendensi.
BAB IX
Islam
sebagai Sasaran Studi Budaya
A. Budaya
Islami
konsep
kebudayaanmensyaratkan adanya hubungan antara keyakinan dengaaperilaku, manusia
dan alam dan individu denganmasyarakat.Kebudayaanmemiliki karakteristik
tertentu yaitu;
1.
Dipelajari dan diperoleh
2.
Diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi
3.
Berkembangmelalui interaksi individu
B. Islam sebagai Sasaran Studi Budaya
1.
Karakteristik studi budaya
ilmu dibagi
menjadi dua yaitu ilmu kealaman dan ilmu budaya. Ilmu kealaman mempunyai
tujuan utama mencari hukum-hukum alam. Mencari keteraturan-keteraturan yang
terjadi pada alam. Sebaliknya ilmu budaya mempunyai sifat terulang tapi unik.
studi budaya diklasifikasikan menjadidua bagian besar yaitu:
a.
Budaya implisit, merupakan hubungan antar kelompokdan satu
kelompok individu
b.
Budaya eksplisit, adopsi budaya dari sekelompok individu dengan
budaya yang berbeda
2.
Pendekatan
budaya dalam memahami islam
Islam
seringkali disebut sebagai produk budaya khususnya
budaya Arab. Hal tersebut dilatar belakangi oleh
banyaknya fenomena budaya Arab yang dijadikanrujukan keagamaan. Akan kekayaan
Islam tak bisa dibatasi oleh ruang saja. diantara ahli agama kenamaan
menempatkan Islam Indonesia dengan Islam Nusantaranya.
BAB
X
Karakteristik
Ajaran Islam
A. Karakteristik
Ajaran Islam
Karater ajaran Islam adalah suatu karakter yang
harus dimiliki oleh setiap umat muslim dengan berpedoman pada al-Qur’an dan
Hadis. Karakter tersebut antara lain:
1.
Dalam
bidang akidah
2.
Dalam
bidang agama
Islam adalah agama yang
kitab sucinya dengan tegas mengakui hak agama lain, kecuali yang berdasarkan
paganism dan syirik.
3.
Dalam
bidang ibadah
4.
Dalam
bidang pendidikan
5.
Dalam
bidang social
6.
Dalam
bidang ekonomi
7.
Dalam
bidang kesehatan
8.
Dalam
bidang politik
9.
Dalam
bidang pekerjaan
B. Karakteristik
Islam dalam Bidang Ilmu dan Kebudayaan
Karakteristik
ajaran islam dalam bidang ilmu dan kebudayaan bersikap terbuka. Sekalipun kita
yakin bahwa Islam itu bukan timur bukan barat, ini berarti kita harus menutup
diri dari keduanya.
BAB XI
Posisi
Sentral Al-Qur’an dan Hadis dalam Studi Islam
A. Posisi
Al-Qur’an dalam Studi Islam
Keberadaan al-Qur’an ditengah-tengah umat Islam,dan keinginan
mereka memahami petunjuk-petunjuk dan mukjizat-mukjizatnya, telah mengantar
lahirnya sekian disiplin ilmu ke-islaman serta mengembangkan metode-metode
penelitiannya.
B. Posisi
Hadis dalam Studi Islam
Hadis dari segi
bentuknya dibagi menjadi 3 yaitu : hadis qauliy (perkataan), hadis fi’liy
(perbuatan), dan hadis taqririy (persetujuan).
1.
Sunnah
2.
Khabar
3.
Atsar
Secara
terperinci, fungsi hadis terhadap al-Qur’an adalah :
a.
Bayan taqrir, menetapkan dan memperkuat apa yang telah diterangkan didalam
al-Qur’an.
b.
Bayan tafslr. memberikan rindan dan tafsiran terhadap ayat-ayat al-Qur'an yang
masih bersifat global (mujmal). memberikan
persyaratan atau batasan (taqyid) ayatayat
al-Qur'an yang bersifat mutlak dan mengkhususkan (takhshish) ayat al-Qur'an yang masih
bersifat umum.
bersifat umum.
c.
Bayan tasyri', mewujudkan suatu hukum atau ajaranajaran yang tidak didapati dalam
al-Qur an atau dalam al-Qur'an hanya terdapat pokok-pokoknya saja.
d.
Bayannaskhmenghapuskan ketentuan yang terdapat dalam al-Qur'an
BAB XII
Macam-macam
Pendekatan dalam Studi Islam (1)
A. Pendekatan
Sosiologis
Sosiologi adalah suatu
ilmu yang menggambarkan tentang keadaan.
1.
Teori
Fungsionalisme
Melukiskan masyarakat
sebagai organism hidup.
2.
Teori
Konflik
Teori ini dibangun
dalam rangka menentang secara langsung terhadap teori fungsionalisme, meskipun
keduanya ini sama-sama dalam paradigm fakta social.
3.
Teori
Interaksionalisme
Memperlihatkan proses
interaksi yang dilakukan oleh individu-individu.
B. Pendekatan
Historis
Adapun karakteristik sejarah sebagai pendekatan,yaitu sebagai
sebuah kerangka metodologi di dalampengkajian atau sesuatu masalah.Salah satu
sudut pandang yang dapat dikembangkankan bagi pengkajian islam itu adalah
pendekatan sejarah.
Berdasarkan
sudut pandang tersebut, Islam dapat dipahami dalam berbagai dimensinya. Ilmu
sejarah sendiri memiliki sifat yang diakronisyaitu memanjang dalam waktu dan
dalam ruang yangterbatas.
Dengan
menggunakan pendekatan sejarah ada limateori yang bisa digunakan, yaitu :
1.
Idealisme Approach
2.
Reductionalist Approach
3.
Diakronik
4.
Sinkronik
5.
Teori.
Agama historis adalah studi
mengenai rangkaian ungkapan-ungkapan khusus, yangtidak dapat ditarik
kembali.Pendekatan sejarah pada hakikatnya merupakanupaya melihat masa lalu
melalui masa kini. Berikut metode pendekatan sejarah:
1)
Pemilihan toplk
2)
Pengumpulan sumber.
3)
Verifikasi
4)
Interpretasi
5)
Penulisan
Ada dua kenyataan yang
dijumpai dalam hidup ini. Pertama, kenyataan yang disepakati (agreed reality).
Kedua, kenyataan yang didasarkan atas pengalaman kita sendiri (experienced
reality). Ada dua sumber pengetahuan yang kita peroleh melalui agreement.
Ilmu dalam arti science menawarkan dua bentuk pendekatan terhadap
kenyataan (reality), baik agreed reality maupun experienced reality.
Berdasarkan teori ilmu di
atas, ilmu di bagi kepada dua cabang besar. Pertama ilmu
tentang Tuhan, dan kedua ilmu tentang makhluk-makhluk ciptaan Tuhan. Diantara metode studi Islam yang pemah ada
dalam sejarah,
Sehubungan dengan objek sejarah yang diteliti, maka sedikitnya
terdapat tujuh lapangan hidup yang dibahas dalamilmu sejarah, yaitu: keluarga,
jasmani, ekonomi, politik, ilmupengetahuan, kesenian, dan agama. Pendekatan
sejarah tergantung kepada dua macam dat, yaitu data primer dan data sekunder.
C. Pendekatan
Psikologis
Penelitian agama dalam
pendekatan psikologi adalah penelitian terhadap peristiwa atau pengalaman kejiwaan
individu yang terkait dengan rasa keagaamaannya (religiousity). Tiga metode
yang bisa digunakan :
1.
Pendekatan
Struktural
Bertujuan untuk
mempelajari pengalaman seseorang berdasarkan tingkatan atau kategori tertentu.
2.
Pendekatan
Fungsional
Dilakukan untuk
mempelajari bagaimana agama dapat berfungsi terhadap tingkah laku hidup
individu dalam kehidupannya.
3.
Pendekatan
Psiko-analis
4.
Pendekatan
Kepribadian
Tahap perkembangan
kepribadian menurut Jung terbagi menjadi empat yaitu childhood, youth, middle
age, dan old age.
5.
Pendekatan
Humanis
Melakukan
pendekatan psikologi dan mempelajari agama bisa dilakukan dengan metode-metode
berikut :
1.
Studi
Arsip
2.
Studi
Kasus
3.
Pengukuran
Aktivitas Otak
4.
Survey
5.
Pengamatan
Alami
6.
Studi
Korelasi
7.
Eksperimen
8.
Studi
Literatur
BAB XIII
Macam-macam
Pendekatan Studi Islam
A.
Pendekatan Teologis Normatif
Pendekatan
teologis normative dalam pemahaman keagamaan adalah pendekatan studi Islam yang
memandang masalah dari sudut legal formal dan atau normatifnya. Salah satu ciri
pendekatan teologis dalam memahami agama adalah menggunakan cara berpikir
deduktif. Yaitu, cara berpikir yang berawal dari keykinan yang diyakini benar
dan mutlak adanya.
Ada tiga hal yang
ditekankan oleh pandangan ini; pertama, teologi senantiasa berkaitan dengan
Tuhan atau transendensi, dilihat secara mitologis, filosofis, atau dogmatis.
Kedua, doktrin tetap menjadi elemen signifikan dalam memaknai teologi. Ketiga,
teologi sesungguhnya adalah aktifitas (second order activity) yang muncul dari
keimanan.
B.
Pendekatan Filologis
Metode atau langkah
yang digunakan dalam pendekatan filologis :
1.
Inventarisasi
Naskah
2.
Deskripsi
Naskah
3.
Pengelompokan
dan Perbandingan Teks
4.
Transliterasi
5.
Terjemah
6.
Analisis
C.
Pendekatan Hukum Islam
1.
Periode
Rasulullah
2.
Periode
Sahabat
3.
Periode
Ijtihad
4.
Periode
Taqlid
Dapat
kita ketahui bahwa ada sebagian fuqoha yang memiliki kapasitas untuk memahami,
ber instibat, dan ber ijtihadd secara mutlak, namun mereka lebih memilih untuk
ber-taklid dan mengikat pikiran mereka dengan semua prinsip serta masalah
cabang yang ada dalam mazhab.
D.
Pendekatan Antropologis
Anthropologi yaitu;
sebuah ilmu yang mempelajari tentang segala aspek dari manusia, yang terdiri
dari aspek fisik dan non fisik berupa warna kulit, bentuk rambut, bentuk mata,
kebudayaan, dan berbagai pengetahuan tentang corak kehidupan lainnya yang
bermanfaat. Pendekatan antropologi dalam studi Islam memiliki empat cirri
fundamental. Meliputi:
1.
Deskriptif
2.
Local
Praktis
3.
Keterkaitan
antar domain kehidupan secara lebih utuh
4.
Komparatif
E.
Penggalian Data
Tujuan adalah tercapainya
kesadaran murni tentang suatu hal kepada subjek yang mengamati dan
mendekatinya, dan Husserl menyebutnya being in it self.