Senin, 02 Oktober 2017

HADIS EKONOMI BAB II



BAB II
HADIS TENTANG MANAJEMEN
A.  Arti Manajemen
Manajemen adalah perbuatan yang baik dilandasi dengan niat atau rencana yang baik tata cara pelaksanaan sesuai syari’at dan dilakukan dengan penuh kesungguhan dan tidak asal-asalan sehingga tidak bermanfaat, seperti hadis berikut.
Tirmidzi:
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ نَصْرٍ النَّيْسَابُورِيُّ، وَغَيْرُ وَاحِدٍ، قَالُوا: حَدَّثَنَا أَبُو مُسْهِرٍ، عَنْ إِسْمَاعِيل بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَمَاعَةَ، عَنْ الْأَوْزَاعِيِّ، عَنْ قُرَّةَ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ K: " مِنْ حُسْنِ إِسْلَامِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لَا يَعْنِيهِ "، قَالَ: هَذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ، لَا نَعْرِفُهُ مِنْ حَدِيثِ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ K إِلَّا مِنْ هَذَا الْوَجْهِ
Nabi bersabda: “Diantara baiknya, indahnya keislaman seseorang adalah meninggalkan perbuatan yang tadak bermanfaat”.
B.  Fungsi Manajemen
1.    Planning dan Actuating
Bukhori
حَدَّثَنَا أَبُو مَعْمَرٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ، حَدَّثَنَا جَعْدُ بْنُ دِينَارٍ أَبُو عُثْمَانَ، حَدَّثَنَا أَبُو رَجَاءٍ الْعُطَارِدِيُّ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، عَنِ النَّبِيِّ K فِيمَا يَرْوِي عَنْ رَبِّهِ G قَالَ: قَالَ: " إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ الْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ، ثُمَّ بَيَّنَ ذَلِكَ فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا، كَتَبَهَا اللَّهُ لَهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، فَإِنْ هُوَ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللَّهُ لَهُ عِنْدَهُ عَشْرَ حَسَنَاتٍ إِلَى سَبْعِ مِائَةِ ضِعْفٍ إِلَى أَضْعَافٍ كَثِيرَةٍ، وَمَنْ هَمَّ بِسَيِّئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا، كَتَبَهَا اللَّهُ لَهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً فَإِنْ هُوَ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللَّهُ لَهُ سَيِّئَةً وَاحِدَةً "
Nabi bersabda “Allah menulis kebaikan dan kejelekan yang dilakukan hambanya, barang siapa yang berencana melakukan kebaikan tetapi tidak melalukannya, maka tetap ditulis sebagai satu amalan baik yang sempurna baginya oleh Allah, tetapi barang siapa yang berencana melakukan kebaikan dan betul-betul dilaksanakan maka oleh Allah ditulis 10 kebaikan dan 700 lipat/ cabang sampai cabang yang banyak, sebaliknya barang siapa yang berencana melakukan kejelekan tetapi tidak dilaksanakan maka ia dianggap melakukan kebaikan yang sempurna, jika ia berencana melakukan kejelekan dan melaksanakannya maka ditulis sebagai satu kejelekan.(HR. Bukhori)
   Hadis tersebut mengindikasikan bahwa seorang muslim harus mempunyai rencana/planning dalam segala hal yang baik, apalagi dalam seluruh organisasi atau perusahaan, bahkan dalam hadits tersebut digambarkan dengan hitungan matematis, yaitu 1 kebaikan ditulis 10 kebaikan hal ini dapat diartikan, planning yang baik akan menghasilkan laba yang baik. Tentu saja tidak cukup hanya planning, tanpa diakumulasikan. Jika planning yang baik itu dilaksanakan maka laba yang akan diperoleh akan berlipat-lipat, sebaliknya jika planning yang dilaksanakan itu jelek maka akan mengalami kerugian.
2.    Perorganisasian
Pengorganisasian sangatlah urgen, bahkan kebatilan dapat mengalahkan suatu kebenaran yang tidak terorganisir. Kesungguhan dan keseriusan dalam hal ini termasuk kesungguhan dan keseriusan mengorganisasi suatu kegiatan. Dengan demikian, organisasi dalam pandangan islam bukanlah semata-mata wadah, melainkan lebih menekankan pada bagian sebuah pekerjaan dilakukan dengan rapi.
3.    Controlling/pengawasan
Pengawasan dalam pandangan islam adalah untuk meluruskan yang tidak lurus, mengoreksi yang sah dan membenarkan yang hak, oleh sebab itu Al-Qur’an menganjurkan untuk saling menasehati satu sama lain, sebagai upaya mengingatkan jika terjadi kesalahan sebagai manusia. Pengawasan (kontrol) paling tidak terbagi menjadi dua hal:
1.    Control yang berasal dari diri sendiri yang bersumber dari tauhid dan keimanan kepada Allah, seseorang yakin  bahwa Allah pasti mengawasi hamba-Nya, maka ia akan bertindak hati-hati, ini adalah hadits yang paling efektif yang berasal dari dalam diri sendiri.
2.    Sebuah pengawasan akan lebih efektif jika sistem pengawasan tersebut dilakukan dari luar diri sendiri. Sistem pengawasan itu dapat terdiri dari luar mekanisme pengawasan dari pimpinan yang berkaitan dengan penyelesaikan tugas yang telah didelegasikan, sesuai antara penyelesaian dan perencanaan tugas, dan lain-lain. Pengawasan baik adalah pengawasan yang telah built in ketika menyusun sebuah program. Dalam menyusun program, harus sudah ada unsur control didalamnya. Tujuannya adalah agar seseorang yang melakukan sebuah pekerjaan merasa bahwa pekerjaan itu diperhatikan oleh atasan juga bawahan. Bukan pekerjaan yang diacuhkan atau dianggap enteng, atasan dan bawahan harus saling mengawasi.
Sistem pengawasan yang baik tidak lepas dari pemberian punishment (hukuman), reward (imbalan). Jika seseorang karyawan melakukan pekerjaannya yang baik maka karyawan tersebut diberi reward, bentuk reward itu tidak mesti materi, namun dapat pula dalam bentuk pujian, penghargaan yang diutarakan  dihadapan karyawan yang lain, atau bahkan promosi (baik promosi belajar ataupun promosi untuk naik jabatan atau pangkat). Allah juga memberikan reward atau pahala bagi bawahan yang mampu memberikan nasihat pada atasan, sebagaimana hadits diatas.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar