Rabu, 01 Maret 2017

Resum Islamic Studies penulis DR. Limas Dodi, M.Hum



BAB I
Pengertian, Urgensi dan Signifikasi Metodologi Studi Islam

A.      Pengertian
metode adalah suatu ilmu tentang cara atau langkah-langkah yang ditempuh dalam suatu disiplin tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Sementara menurut istilah  metode adalah ajaran yang memberi urian, penjelasan, dan penentuan nilai.
Rothwell dan Kazanas berpendapat metode adalah cara, pendekatan, atau proses untuk menyampaikan informasi.
Hebert Bisno, menyatakan metode adalah teknik-teknik yang digeneralisasi-kan dengan baik agar dapat diterima atau digunakan secara sama dalam satu disiplin, praktek, atau bidang disiplin dan praktek.
metodologi adalah ilmu cara-cara dan langkah-langkah yang tepat (untuk menganalisa sesuatu) penjelasan serta menerapkan cara.
Untuk memahami Islam secara benar ini, Nasruddin Razak mengajukan empat cara :
1.      Islam harus dipelajari dari sumbernya yang asli, yaitu Al- Qur’an ddan Al- Sunnah Rasulullah.
2.      Islam harus dipelajari secara integral, tidak dengan cara parsial.
3.      Islam perlu dipelajar dari kepustakaan yang ditulis oleh para ulama besar.
4.      Islam hendaknyadipelajari dari ketentuan normative teologis yang ada dalam al-Qur’an, baru kemudian dihubungkan dengan kenyataan historis, empiris, dan sosiologis yang ada dimasyarakat.
Untuk memahami Islam secara garis besar ada dua macama. Pertama, metode komparasi, yaitu suatu cara memahami agama dengan membandingkan seluruh aspek yang ada dalam agama Islam tersebut dengan agama lainnya. Ke dua, metode sintesis, suatu
cara memahami Islam yang memadukan antara metode ilmiah dengan segala cirinya yang rasional, objektif, kritis dan seterusnya dengan metode teologis normatif.
B.       Ruang Lingkup Studi Islam
Studi Islam tidak hanya melibatkan aspek kognitif (pengetahuan tentang ajaran-ajaran Islam), tetapi juga aspek afektik dan psikomotorik. Studi Islam berkembang, tidak saja
dikalangan dunia Islam, namun juga dikalangan sarjana non muslim. Studi Islam yang dilakukan oleh para sarjana barat lebih mengarah pada sikap kritis terhadap Islam dan
peradabannya. Tidak mengherankan jika hasilnya sangat subyektifdan melukai perasaan umat Islam. Perkembangan ilmu berdampak pada makin luasnya ruang lingkup studi Islam dilihat dan berbagai dislplin ilmu. seperti munculnya antropologi, sosiologi, psikologi, dan ilmu social lainnya.


BAB II
Pengantar Studi Islam

A.      Studi Islam sebgai Disiplin Ilmu
Dalam dunia Islam dikenal beberapa tokoh dalam berbagai disiplin ilmu. Dalam bidang yurisprudensi (hukum) dikenal tokoh seperti Abu Hanifah, Al-Syafi I, Malik, dan Ahmad bin Hanbal. ilmu Tafsir dikenal tokoh seperti Al-Thabary, Ibn Katsir, Al-Zamahsyari, dan sebagainya, Di bidang kalam pun muncul tokh-tokoh besar dari berbagai aliran: Khawarij, Murjt'ah, Syi'ah, As/ariyah, dan Mu'tazilah.
Sebagai agama, Islam lebih bersifat memihak, romantis, apologis, dan subyektif. Sains Islam adalah sains yang dikembangkan oleh kaum muslimin sejak abad kedua
hijriyah, seperti kedokteran, astronomi, dan lain sebagainya. Sementara studi Islam adalah pengetahuan yang dirumuskan dari ajaran Islam yang dipraktekkan dalam sejarah dan kehidupan manusia.
B.       Pertumbuhan dan Obyek Studi Islam
Masjid Nabawi menjadi pusat pengajaran Islam sekaligus pusat pemerintahan. Pada masa keemasan Islam, pada masa pemerintahan Abbasiyah, studi Islam di pusatkan di Bait al-Hikmah di Baghdad. Muncullah berbagai disiplin ilmu yang sangat variatif. disiplin ilmu dalam studi Islam memiliki 4 domain utama yaitu fiqh dan Ushul fiqh, theology (kalam), metafisika (sufisme) dan filsafat bagaimana bentuk prinsip pendidikan islam sebagai disiplin ilmu.
C.      Sejarah Metode dan Pendekatan Studi Islam
Jika disepakati bahwa Studi Islam (Islamic Studies) menjadi disiplin ilmu tersendiri. ada dua kenyataan yang dijumpai dalam hidup ini. Pertama, kenyataan yang disepakati (agreed reality), yaitu segala sesuatu yang dianggap nyata karena kita bersepakat menetapkannya sebagai kenyataan; Ke dua, kenyataan yang didasarkan atas pengalaman kita sendiri (experienced reality).
Ada dua sumber pengetahuan yang kita peroleh melalui agreement: tradisi dan autoritas. Sumber tradisi adalah pengetahuan yang diperoleh melalui warisan. Sumber pengetahuan ke dua adalah otoritas (authority), yaitu pengetahuan yang dihasilkan melalui penemuan-penemuan baru oleh orang yang ahli di bidangnya.
Metode terbaik untuk memperoleh pengetahuan adalah metode ilmiah (scientific method). menurut Ibnu Taimiyyah, dalam karyanya akRa'd aid al-Mantiqm, ilmu pengetahuan hanya ada dalam 2 bentuk, yaitu pengetahuan dalam bentuk konsep dan pengetahuan dalam bentuk pembenaran. yang pertama ialah ilmu yang keberadaan obyeknya tidak memerlukan pengetahuan si subyeknya tentang keberadaan obyek tersebut yang ke dua, ialah ilmu yang keberadaan obyeknya bergantung pada pengetahuan dan keinginan si subyek.
Berdasarkan teori ilmu di atas, ilmu di bagi kepada dua cabang besar. Pertama ilmu tentang Tuhan, contoh : ilmu kalam, dan teologi. Kedua ilmu tentang makhluk-makhluk ciptaan Tuhan, contoh : tafsir, hadits, fiqh, dan metodologi.Penguasaan danketepatan pemilihan metode tidak dapat dianggap sepele.
Pendekatan mejadi penting karena ketika agama hanya dipahami dari segi normative-theologisnya saja, pada akhirnya agama hanya akan menjadikan pemeluknya menjadi orang yang fundamentalis. Fundamentalisme dalam beragama secara ideology sangat dekat dengan radikalisme agama.
BAB III
Peneletian Agama

A.      Pengertian Penelitian Agama
Pada dasarnya riset atau penelitian adalah setiap proses yang menghasilkan ilmu pengetahuan. Sedangkan penelitian agama adalah mencari, menelaah, meneliti serta menemukan jawaban atas permasalahan dan pertanyaan seputar keyakinan manusia kepada sebuah kekuatan diatas kekuatan manusia yang mana kekuatan tersebut di ekspresikan dalam penyembahan dan pengabdian serta sesuatu yang di anggap sakaral atau suci.
B.       Agama Sebagai Obyek Penelitian
Agama mengandung dua ajaran. Pertama, ajaran dasar yang diwahyukan Tuhan melalui Rasul-Nya kepada masyarakat manusia. Ajaran kedua, ajaran dasar agama, karena merupaka wahyu dari Tuhan, bersifat absolute, mutlak benar, kekal, tidak berubah dan tidak bisa di ubah. Dengan demikian kedudukan penelitian agama adalah sejajar dengan penelitin-penelitian lain; yang membedakan hanyalah objek kajian yang ditelitinya.
C.      Penelitian Keagamaan
Pada pandangan middleton, penelitian agama Islam adalah penelitian yang objeknya adalah subtansi agama Islam : kalam, fiqh, akhlak, dan tasawuf. Sedangkan penelitian keagamaan menurut Middleton adalah penelitian yang objeknya adalah agama sebagai produk interaksi social.
Berdasarakan batasan tersebut, penelitian hidup keagamaan meliputi hal-hal berikut :
1.      Perilaku individu dan hubungannya dengan masyarakatnya yang didasarkan atas agama yang dianutnya
2.      Perilaku masyarakat atau suatu komunitas, baik perilaku politik, budaya maupun yang lain yang mendefinisikan dirinya sebagai penganut suatu agama
3.      Ajaran agama yang membentuk pranata social, corak perilaku, dan budaya masyarakat beragama.
D.      Konstruksi Penelitian Agama
1.      Unsur-unsur atau aspek-aspek yang sama
Secara sederhana, agama bisa diartikan sebagai kepercayaan kepada Tuhan atau dewa-dewa. Akan tetapi, jika dipelajari lebih lanjut pengetahuan tentang keberadaan Tuhan dianggap sudah terbentuk dalam akal piklran manusia (innate).
2.      Orde
Orde pun diberi tafsiran yang berbeda-beda :
a.       Orde Kosmos
Disini yang dipentingkan keselarasan dengankosmos sekitarnya.
b.      Orde hukum etis
Yang dipentingkan disini adalah akhlak kehendakTuhan untuk tingkah laku manusia terhadap Tuhan dansesamanya
3.      Tiap-tiap agama dan keyakinan tentang keterokan-keterokan atau kegagalan, ada kekurangan dan ketidak sempurnaan

BAB IV
Model-Model Penelitian Agama (Bagian1) Agama Sebagai Idiologi Dan Doktrin

A.      Ideologi
1.      Pengertian ideology
Pengertian ideologi secara umum adalah sekumpulan ide, gagasan keyakinan dan kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis. Dalam perkembangannya, ideologi memiliki bermacam-macam pengertian, akan tetapi secara umum,Hafidh Shaleh mendefinisikan ideologi sebagai suatu pemikiran yang mempunyai ide berupa konsepsi rasional,yang meliputi aqidah dan solus atas seluruh problem kehidupan manusia.
Secara garis besar dapat disimpulkan bahwaideologi [mabda'] adalah pemikiran yang mencakup konsepsi mendasar tentang kehidupan dan memiliki metode untuk merasionalisasikan pemikiran tersebutberupa fakta.
maka pengetahuan digolongkan menjadi empatyaitu :
a.       pengetahuan hasil penalaran mumi (mengenali duniaidea)
b.      Pengetahuan hasil pemahaman (mengenali konsep)
c.       Pengetahuan hasil kepercayaan (mengenali obyek partikular).
d.      Pengetahuan hasil dugaan, rekaan, dan perkiraan (mengenai citra indrawi)
2.      Prinsip-prinsip Ideologi
Tujuan utama di balik ideologi adalah menawarkan
perubahan melalui proses pemikiran yang normatif.
Menurut F. Budi Hardiman dalam bukunya "KritikIdeologi: Pertautan Pengetahuan dan Kepentingan", ciri-ciri deologi adalah sebagai berikut:
a.       Mempunyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan.
b.      Mewujudkan suatu asas kerohanian, pandangan dunia, pandangan hidup ,pedoman hidup, pegangan hidup yang dipeilihara diamalkan dilestarikan kepada generasi berikutnya.
Adapun lingkup pemikiran dari ideologi terdapattiga dimensi, yaitu dimensi realitas, dimensi idealisme, dandimensi fleksibilitas.prinsip-prinsip ideology dapat diartikan sebagai berikut:
a.       Nilai yang menentukan seluruh hidup manusia.
b.      Gagasan yang diatur dengan baik tentang manusia dankehidupannya
c.       Kesepakatan bersama yang membuat nilai dasarmasyarakat dalam suatu Negara
B.       Pengertian Doktrin
Kata doktrin berasal dalam Inggris doctrine yang berarti ajaran. Istilah doktrin biasanya berhubungan dengan dua hal : Pertama, sebagai penegasan suatu kebenaran (a truth), dan ke dua, berkaitan dengan ajaran (teaching).doktrin berisi ajaran kebenaran yang sudah memiliki balutan filosofis. Elemen doktrin disubordinasikan oleh hokum-hukum moral dan tindakan-tindakan ritual.
C.      Agama sebagai Doktrin
yang dimaksud doktrin agama adalah suatu akidah atau kepercayaan kepada Tuhan, suatu ikatan, kesadaran, danpenyembahan secara spiritual kepada-Nya. Pada dasarnya, doktrin tentang kebenaran memilikisifat ganda; mutlak dan relatif. Hampir semua orang memiliki pandangan sama bahwa doktrin agama bersumber kepada wahyu.
Dalam konteks inilah, ada nilai kebenaran ganda: yakni wahyu yang memiliki nilai mutlak dan penyikapan manusia terhadap kebenaran wahyu yang sudah tentu bernilai relatif.
Schoun
membedakan antara hakikat" dan perwujudan'' agama.
1.      Dengan demikian, jelaslah bahwa kebenaran agama memiliki dua pengertian yaitu:
Kebenaran tekstual atau wahyu, yakni kebenarankebenaran yang ada dalam kitab-kitab suci.
2.      Kebenaran empirik,, yakni keyakinan manusia beragamaberdasarkan tekstual (wahyu).
Kebenaran yang pertama bemilai mutlak dan kebenaran yang ke dua bemilai relatif.Dalam studi-studi agama selalu yang dibedakan cara untuk memperoleh kebenaran agama, yakni melalui pendekatan teologis dan teoritis.
D.      Islam sebagai Doktrin
Islam sebagai doktrin adalah ajaran agama yang semestinya atau yang normatif, bukan yang senyatanya atau historis. Dari al-Qur’an dan al-Sunnah , ajaran Islam diambil.ternyata dalam realitasnya, ajaran islam yang digali sumber tersebut memerlukan keterlibatan tersebut dalam bentuk ijtihad. Akan tetapi, doktrin Islam yang paling pokok adalah trilogy Iman, Islam dan Ihsan.
1.      Iman
Kata iman dalam al-Qur’an, iaman mempunyai dua makna, yaitu :
a.       Yakin, percaya dan beriman
b.      Aman, mengamankan dan memberikan keamanan
2.      Islam
secara terminology Islam mengandung pengertian “Ketundukan, kepasrahan dan ketaatan dalam menyembah (ibadah) kepada Allah.
3.      Ihsan
Kata Ihsan berarti berbuat baik atau perbuatan baik.
E.       Bentuk-bentuk Penyikapan Doktrin
Raimundo Panikkar menyebutkan tiga macam penyikapan kebenaran agama.
a.       Eksklusivisme; yang menganggap agamanya sendirisebagai agama yang benar,
Sikap eksklusivisme akan melahirkan pandanganbahwa ajaran yang paling benar hanyalah agama yangdipeluknya, sedangkan agama lain sesat dan waajib dikikis.
atau pemeluknya dikonversi. Sikap inimerupakan pandangan yang dominan dari zaman-kezaman, dan terus dianut hingga saat ini.
b.      Inkluisivisme;Sikap inklusivisme berpandangan bahwa di luaragama yang dipeluknya juga tendapat kebenaran,meskipun tidak seutuh atau sesempuma agama yangdianutnya.
c.       Pluralisme : yakni memiliki sikap menyamakan danmenyejajarkan semua kebenaran agama, sekalipun padadasarnya memiliki perbedaan.
BAB V
MODEL-MODEL PENELITIAN AGAMA:
(BAGIAN 2)
AGAMA SEBAGAIPRODUK BUDAYA

A.      Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan adalah keseluruhan pengetahuan yang dipunyai oleh manusia sebagai mahkluk sosial)
Ilmu mengenai kebudayaan secara garis besar memilikidua ruang lingkup, yaitu :
1.      Berbagai aspek kehidupan yang mengungkapkan masalah kemanusiaan dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya.
2.      Hakikat manusia yang satu atau universal, tetapi beragam perwujudannya dalam kebuayaan setiap zaman dan tempat.
B.       Agama sebagai Sasaran Penelitian Budaya
Asumsi dasar dari model penelitian ini adalah adanya persinggungan budaya; proses akulturasi, inkukturasi asimilasi, dan lain sebagainya. Untuk memahami suatu agama, khususnya Islam memang harus melalui dua model, yaitu tekstual dankonstektual. Agama Islam disebut juga agama samawi yang termasuk di dalamnya juga yaitu Yahudi dan Nasrani.
Proses interaksi Islam dengan budaya dapat terjadi dalam dua kemungkinan. Pertama adalah Islam mewarnai dan memperbaharui budaya. Ke dua justru Islam yang diwarnai oleh kebudayaan. karena agama adalah pranata sosial darigejala sosial, yang berfungsi sebagai kontrol, terhadapinstitusi-institusi yang ada.
C.      Kebudayaan dalam Kajian Agama
Setidaknya ada 4 (empat) dri fundamendal carakerja pendekatan antropologi terhadap agama. Pertamabercorak descriptive, bukannya normatif.Ke dua, Yang terpokok dilihat oleh pendekatankebudayaan adalah local practices, yaitu praktik konkrit dan nyata di lapangan. Ke tiga, antropologi selalu mencari keterhubungan dasketerkaitan antara berbagai domain kehidupan secara lebih utuh. Ke empat, comparative. Studi dan pendekatad
antropologi memerlukan perbandingan dari berbagai tradisi.
BAB VI
Model-model Penelitian Agama (Bagian 3)
Agama sebagai Produk Interaksi Sosial

A.  Agama Sebagai Produk lnteraksi Sosial
Interaksi sosial yaitu hubungan timbal balik danpengaruh mempengaruhi antar individu dalam masyarakat, serta antar individu dalam masyarakat sertaantar individu dengan lingkungan alam fisik, yang dapat berakibat terjadinya perubahan atau pergeseran social.
Atho Mudzhar mencatat adanya lima bentuk gejala agama yang perlu diperhatikan kalau seseorang Pertama scripture atau naskah-naskah. Kedua, para penganut atau parapemimpin.Ke tiga, ritus-ritus, lembaga-lembaga dan ibadat-ibadat. Ke empat, alat-alat, seperti masjid, gereja, loncengdan semacamnya. Ke lima, organisasi-organisaskeagamaan tempat para penganut agama berkumpul.
B.  Penelitian Eksperimental
Menurut Solso dan Maclin, penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang didalamnya ditemukaaminimal satu variabel yang dimanipulasi untuamempelajari hubungan sebab-akibat.Penelitian eksperimen memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1.      Adanya perlakuan untuk melihat pengaruh variabdbebas terhadap variabel pengikat.
2.      Adanya teknik-teknik tertentu yang digunakan untukmengendalikan berbagai variabel yang diduga akanmempengaruhi variabel terikat diluar variabel yangsedang dikaji.
3.      Adanya unit-unit eksperimen atau beberapa kelompokmanusia yangmenjadi objek kajian.
C.  Pengamatan dan Pengamatan Terlibat (Observasi Partisipan)
Pengamatan sebagai metode pengumpulan data,secara umum dapat dibagi dalam dua jenis teknikpengamatan. Pertama adalah pengamatan murni. Ke dua,pengamatan terlibat.
D.  Penelitian Survey dan Analis Statistik
1.      Penelitian Survey
Dalam sebuah penelitian, analisis survei bertujuanuntuk:
a.       Penjajagan (eksploratif), penelitian ini bersifatterbuka, masih mencari-cari dan menggali.
b.      Deskriptif, penelitian ini dimaksudkan untukpengukuran yang cermat terhadap fenomena social tertentu
c.       Penjelasan [explanatory), peneliti menjelaskan hubungan kausal antara variabel -variabel melalui pengujian hipotesa.
d.      Evaluasi, yang menjadi pokok pertanyaan adalah sampai seberapa jauh tujuan yang digariskan pada awal program tercapai atau mempunyai tanda-tanda
akan tercapai.
2.      Analisis Statistik
Bentuk data analisis statistic adalah kuantitatif dan kualitatif. Dari segi tujuan data kualitatif dan kuantitatif memiliki perbedaan sebagai berikut :
Kualitatif
Kuantitatif
1.      Mengembangkan konsep
2.      Mengembangkan pemahaman
3.      Mengembangkan teori dari kondisi dilapangan
4.      Menggambarkan kenyataan yang kompleks
1.      Menguji teori
2.      Membuat prediksi
3.      Member gambaran secara statistic untuk menujukkan hubungan antar variable
4.      Mengukuhkan fakta

E.  Analisis Data
Analisis data adalah proses menyusun data agar data tersebut dapat ditafsirkan. Analisis data dilakukan dalam tiga tahapan berikut :
1.      Analisis data selama pengumpulan data
2.      Reduksi data
3.      Display data
4.      Penarikan kesimpulan dan verifikasi
BAB VII
Islam sebagai Sasaran Studi Doktrinal

A.  Ruang Lingkup Doktrin Islam
Islam merupakan agama yang sangat multidimensi yang dapat di kaji dari berbagai aspek baik dari tinjauan budaya-sosial maupun dari aspek doktrin agama Islam. Dengan demikian secara garis besar ruang lingkup islam sebagai doktrin dapat dijelaskan berdasarkan tiga lingkup : Tuhan, manusia dan alam. Menurut konsepsi Islam semua bentuk alam tersebut haruslah diyakini adanya, untuk dipelajari, diteliti, serta merenungkan pencipta-Nya.
B.  Model Penelitian Islam sebagai Doktrin
Kata model yang dimaksud disini adalah contoh, acuan, ragam, atau macam.
1.      Model Penelitian Tafsir
Banyak ulama mengemukakan pengertian tafsir yang pada intinya bermakna menjelaskan hal-hal yang masih samar yang dikandung dalam ayat al-Qur'an sehingga dengan mudah dapat dimengerti.
a.       Model Quraisy Syihab
Model penelitian tafsir yang dikembangkan olehShihab lebih banyak bersifat eksploratif, deskriptif,analisis, dan perbandingan
b.      Model al-Shirbbasyi
Hasil penelittannya mencakup tiga bidang:
1)      Sejarah penafsiran al-Qur'an yang dibagi dalam tafsirpada sahabat Nabi,
2)      Corak tafsir, yaitu tafsir tlmiah, tafsir sufi dan tafsirpolitik.
3)      Gerakan pembaharuan di bidang tafsir
c.       Model al-Ghazali
Syekh Muhammad Al-Ghazali menempuh cara penelitian tafsir yang bercorak eksploratif, deskriptif dan analitis dengan berdasarkan pada rujukan kitab-kitab yang ditulis ulama terdahulu.
2.      Model Penelitian Hadis
Dalam melakukan penelitian terhadap hadis, ada beberapa model penelitian yang bisa dilakukan yaitu:
a.       Takhrij hadis
b.      I’tibar
c.       Kritik sanad
d.      Kritik matan
BAB VIII
Agama sebagai Sasaran Studi Sosial

A.  Islam sebagai sasaran studi sosial
Islam sebagai sasaran studi sosial adalah Islam yang telah menggejala atau yang sudah menjadi fenomena Islam, yang sudah menjadi fenomena adalah Islam yang sudah menjadi dasar dari sebuah perilaku dan para pemeluknya. Para penganut atau pemimpin atau pemuka agama. Salah satu contoh metode penelitian sosial yang dapat digunakan dalam penelitian agama adalah grounded research. Metode grounded research adalah metode penelitian social yang bertujuan untuk menemukan teori melalui data yang diperoleh secara sistematik.  ciri grounded research,yaitu:
a.      Adanya tujuan menemukan atau merumuskan teori.
b.      Adanya data sistematik
c.      Digunakannya analisis komparatif konstan
Metode penelitian verifikatif cenderung melihat hastpenelitian sebagai sesuatu yang final, sendangkan groundedresearch melihat suatu hasil penelitian hanyalah sebagai suatujedah dari proses merumuskan teori yang sebenamya tidakpernah berakhir.
B.  Ilmu Sosial Bernuansa Islam
Dewasa ini ilmu sosial tengah mengalami kemandekandalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapinya. Yaitu ilmu sosial yang mampu mengubah fenomena berdasarkan cita-cita etik dan profetik tertentu. Perubahan tersebut didasarkan pada tiga hal. Pertama, cita-citakemanusiaan, ke dua, liberasi; dan ke tiga, transendensi.
BAB IX
Islam sebagai Sasaran Studi Budaya

A.  Budaya Islami
konsep kebudayaanmensyaratkan adanya hubungan antara keyakinan dengaaperilaku, manusia dan alam dan individu denganmasyarakat.Kebudayaanmemiliki karakteristik tertentu yaitu;
1.      Dipelajari dan diperoleh
2.      Diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi
3.      Berkembangmelalui interaksi individu
B.  Islam sebagai Sasaran Studi Budaya
1.      Karakteristik studi budaya
ilmu dibagi menjadi dua yaitu ilmu kealaman dan ilmu budaya. Ilmu kealaman mempunyai tujuan utama mencari hukum-hukum alam. Mencari keteraturan-keteraturan yang terjadi pada alam. Sebaliknya ilmu budaya mempunyai sifat terulang tapi unik. studi budaya diklasifikasikan menjadidua bagian besar yaitu:
a.       Budaya implisit, merupakan hubungan antar kelompokdan satu kelompok individu
b.      Budaya eksplisit, adopsi budaya dari sekelompok individu dengan budaya yang berbeda
2.      Pendekatan budaya dalam memahami islam
Islam seringkali disebut sebagai produk budaya khususnya budaya Arab. Hal tersebut dilatar belakangi oleh banyaknya fenomena budaya Arab yang dijadikanrujukan keagamaan. Akan kekayaan Islam tak bisa dibatasi oleh ruang saja. diantara ahli agama kenamaan menempatkan Islam Indonesia dengan Islam Nusantaranya.



BAB X
Karakteristik Ajaran Islam

A.  Karakteristik Ajaran Islam
Karater ajaran Islam adalah suatu karakter yang harus dimiliki oleh setiap umat muslim dengan berpedoman pada al-Qur’an dan Hadis. Karakter tersebut antara lain:
1.      Dalam bidang akidah
2.      Dalam bidang agama
Islam adalah agama yang kitab sucinya dengan tegas mengakui hak agama lain, kecuali yang berdasarkan paganism dan syirik.
3.      Dalam bidang ibadah
4.      Dalam bidang pendidikan
5.      Dalam bidang social
6.      Dalam bidang ekonomi
7.      Dalam bidang kesehatan
8.      Dalam bidang politik
9.      Dalam bidang pekerjaan
B.  Karakteristik Islam dalam Bidang Ilmu dan Kebudayaan
Karakteristik ajaran islam dalam bidang ilmu dan kebudayaan bersikap terbuka. Sekalipun kita yakin bahwa Islam itu bukan timur bukan barat, ini berarti kita harus menutup diri dari keduanya.
BAB XI
Posisi Sentral Al-Qur’an dan Hadis dalam Studi Islam

A.  Posisi Al-Qur’an dalam Studi Islam
Keberadaan al-Qur’an ditengah-tengah umat Islam,dan keinginan mereka memahami petunjuk-petunjuk dan mukjizat-mukjizatnya, telah mengantar lahirnya sekian disiplin ilmu ke-islaman serta mengembangkan metode-metode penelitiannya.
B.  Posisi Hadis dalam Studi Islam
Hadis dari segi bentuknya dibagi menjadi 3 yaitu : hadis qauliy (perkataan), hadis fi’liy (perbuatan), dan hadis taqririy (persetujuan).
1.      Sunnah
2.      Khabar
3.      Atsar
Secara terperinci, fungsi hadis terhadap al-Qur’an adalah :
a.       Bayan taqrir, menetapkan dan memperkuat apa yang telah diterangkan didalam al-Qur’an.
b.      Bayan tafslr. memberikan rindan dan tafsiran terhadap ayat-ayat al-Qur'an yang masih bersifat global (mujmal). memberikan persyaratan atau batasan (taqyid) ayatayat al-Qur'an yang bersifat mutlak dan mengkhususkan (takhshish) ayat al-Qur'an yang masih
bersifat umum.
c.       Bayan tasyri', mewujudkan suatu hukum atau ajaranajaran yang tidak didapati dalam al-Qur an atau dalam al-Qur'an hanya terdapat pokok-pokoknya saja.
d.      Bayannaskhmenghapuskan ketentuan yang terdapat dalam al-Qur'an
BAB XII
Macam-macam Pendekatan dalam Studi Islam (1)

A.  Pendekatan Sosiologis
Sosiologi adalah suatu ilmu yang menggambarkan tentang keadaan.
1.      Teori Fungsionalisme
Melukiskan masyarakat sebagai organism hidup.
2.      Teori Konflik
Teori ini dibangun dalam rangka menentang secara langsung terhadap teori fungsionalisme, meskipun keduanya ini sama-sama dalam paradigm fakta social.
3.      Teori Interaksionalisme
Memperlihatkan proses interaksi yang dilakukan oleh individu-individu.
B.  Pendekatan Historis
Adapun karakteristik sejarah sebagai pendekatan,yaitu sebagai sebuah kerangka metodologi di dalampengkajian atau sesuatu masalah.Salah satu sudut pandang yang dapat dikembangkankan bagi pengkajian islam itu adalah pendekatan sejarah.
Berdasarkan sudut pandang tersebut, Islam dapat dipahami dalam berbagai dimensinya. Ilmu sejarah sendiri memiliki sifat yang diakronisyaitu memanjang dalam waktu dan dalam ruang yangterbatas.
Dengan menggunakan pendekatan sejarah ada limateori yang bisa digunakan, yaitu :
1.      Idealisme Approach
2.      Reductionalist Approach
3.      Diakronik
4.      Sinkronik
5.      Teori.
Agama historis adalah studi mengenai rangkaian ungkapan-ungkapan khusus, yangtidak dapat ditarik kembali.Pendekatan sejarah pada hakikatnya merupakanupaya melihat masa lalu melalui masa kini. Berikut metode pendekatan sejarah:
1)      Pemilihan toplk
2)      Pengumpulan sumber.
3)      Verifikasi
4)      Interpretasi
5)      Penulisan
Ada dua kenyataan yang dijumpai dalam hidup ini. Pertama, kenyataan yang disepakati (agreed reality). Kedua, kenyataan yang didasarkan atas pengalaman kita sendiri (experienced reality). Ada dua sumber pengetahuan yang kita peroleh melalui agreement.
Ilmu dalam arti science menawarkan dua bentuk pendekatan terhadap kenyataan (reality), baik agreed reality maupun experienced reality.
Berdasarkan teori ilmu di atas, ilmu di bagi kepada dua cabang besar. Pertama ilmu tentang Tuhan, dan kedua ilmu tentang makhluk-makhluk ciptaan Tuhan.  Diantara metode studi Islam yang pemah ada dalam sejarah,
Sehubungan dengan objek sejarah yang diteliti, maka sedikitnya terdapat tujuh lapangan hidup yang dibahas dalamilmu sejarah, yaitu: keluarga, jasmani, ekonomi, politik, ilmupengetahuan, kesenian, dan agama. Pendekatan sejarah tergantung kepada dua macam dat, yaitu data primer dan data sekunder.
C.  Pendekatan Psikologis
Penelitian agama dalam pendekatan psikologi adalah penelitian terhadap peristiwa atau pengalaman kejiwaan individu yang terkait dengan rasa keagaamaannya (religiousity). Tiga metode yang bisa digunakan :
1.      Pendekatan Struktural
Bertujuan untuk mempelajari pengalaman seseorang berdasarkan tingkatan atau kategori tertentu.
2.      Pendekatan Fungsional
Dilakukan untuk mempelajari bagaimana agama dapat berfungsi terhadap tingkah laku hidup individu dalam kehidupannya.
3.      Pendekatan Psiko-analis
4.      Pendekatan Kepribadian
Tahap perkembangan kepribadian menurut Jung terbagi menjadi empat yaitu childhood, youth, middle age, dan old age.
5.      Pendekatan Humanis
Melakukan pendekatan psikologi dan mempelajari agama bisa dilakukan dengan metode-metode berikut :
1.      Studi Arsip
2.      Studi Kasus
3.      Pengukuran Aktivitas Otak
4.      Survey
5.      Pengamatan Alami
6.      Studi Korelasi
7.      Eksperimen
8.      Studi Literatur

BAB XIII
Macam-macam Pendekatan Studi Islam

A.      Pendekatan Teologis Normatif
Pendekatan teologis normative dalam pemahaman keagamaan adalah pendekatan studi Islam yang memandang masalah dari sudut legal formal dan atau normatifnya. Salah satu ciri pendekatan teologis dalam memahami agama adalah menggunakan cara berpikir deduktif. Yaitu, cara berpikir yang berawal dari keykinan yang diyakini benar dan mutlak adanya.
Ada tiga hal yang ditekankan oleh pandangan ini; pertama, teologi senantiasa berkaitan dengan Tuhan atau transendensi, dilihat secara mitologis, filosofis, atau dogmatis. Kedua, doktrin tetap menjadi elemen signifikan dalam memaknai teologi. Ketiga, teologi sesungguhnya adalah aktifitas (second order activity) yang muncul dari keimanan.
B.       Pendekatan Filologis
Metode atau langkah yang digunakan dalam pendekatan filologis :
1.      Inventarisasi Naskah
2.      Deskripsi Naskah
3.      Pengelompokan dan Perbandingan Teks
4.      Transliterasi
5.      Terjemah
6.      Analisis
C.      Pendekatan Hukum Islam
1.      Periode Rasulullah
2.      Periode Sahabat
3.      Periode Ijtihad
4.      Periode Taqlid
Dapat kita ketahui bahwa ada sebagian fuqoha yang memiliki kapasitas untuk memahami, ber instibat, dan ber ijtihadd secara mutlak, namun mereka lebih memilih untuk ber-taklid dan mengikat pikiran mereka dengan semua prinsip serta masalah cabang yang ada dalam mazhab.
D.      Pendekatan Antropologis
Anthropologi yaitu; sebuah ilmu yang mempelajari tentang segala aspek dari manusia, yang terdiri dari aspek fisik dan non fisik berupa warna kulit, bentuk rambut, bentuk mata, kebudayaan, dan berbagai pengetahuan tentang corak kehidupan lainnya yang bermanfaat. Pendekatan antropologi dalam studi Islam memiliki empat cirri fundamental. Meliputi:
1.      Deskriptif
2.      Local Praktis
3.      Keterkaitan antar domain kehidupan secara lebih utuh
4.      Komparatif
E.       Penggalian Data
Tujuan adalah tercapainya kesadaran murni tentang suatu hal kepada subjek yang mengamati dan mendekatinya, dan Husserl menyebutnya being in it self.

1 komentar:

  1. Sloty Casino - Hotel, Restaurants & Spa in Coos Bay
    Located in 아산 출장마사지 Coos 의왕 출장안마 Bay, this hotel is 속초 출장안마 within a 5-minute 광주광역 출장안마 walk of the City of San Diego and Golden Nugget Beach. It also provides 강릉 출장샵 free shuttle to Red Lion Casino and

    BalasHapus